Judul Buku | |
Deskripsi Singkat |
|
Kategori Buku | |
Bagikan ke | |
Komunikasi dan Advokasi Kebijakan
@Syakir Media Press
All right reserved
Penulis :
H. A. Asdar
Editor :
Dr. Patta Rapanna, SE., M.Si
Desain Sampul :
Fahmi Jalsan
Lay out
Kru Syakir
Cetakan I, April 2023
x, 140 Halaman, 23 cm x 15,5 cm
CV. syakir Media Press
Jl. Kelapa Tiga No. 25
Kel. Ballaparang, Kec. Rappocini, Kota Makassar
Email : fahmi.mks96@gmail.com
Kata Pengantar
Dalam pembuatan kebijakan adanya partisipasi masyarakat sangat diperlukan dan menjadi sesuatu yang utama, mulai dari tahap perumusan kebijakan, implementasi kebijakan, sampai dengan evaluasi kebijakan. Begitu juga dalam kegiatan advokasi, advokasi sendiri merujuk pada dua pengertian dengan masing-masing penjelasan yang berbeda, yang pertama adalah sebagai pekerjaan atau profesi dari seorang advokat, dan kedua sebagai sebuah perbuatan atau tindakan pembelaan untuk mendukung suatu tujuan tertentu.Dalam prosesnya advokasi sebagai sebuah tindakan pembelaan, orang atau kelompok masyarakat yang merasa kurang beruntung atas adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berusaha untuk meminta pertolongan kepada kelompok orang yang dianggap mampu.Tujuan dari advokasi kebijakan adalah untuk mendapatkan komitmen pembelaaan dan pendampingan untuk menjamin hak-hak konstitusional seseorang atau masyarakat secara demokratis dan adil (Wahyudi, 2008: 26). Dalam kegiatan pemerintahan hak konstitusional seseorang masyarakat dapat berbentuk relasi kekuasaan antar aktor institusional berupa munculnya kebijakan-kebijakan pemerintah.
Media mempunyai peranan penting dalam melakukan advokasi masyarakat. Media adalah salah satu alat strategis untuk mengungkap suatu masalah masyarakat. Media bukan hanya media cetak dan elektronik yang terkenal dan sah yang dapat mengadvokasi masalah masyarakat. Poster, spanduk, pamflet, pamflet, twiter, jejaring sosial facebook dan film pendek juga media yang praktis untuk mengadvokasi dan menyebarkan luaskan suatu masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Penggunaan media dalam advokasi saat ini adalah pada generasi pertama terjadi antara tahun 2000-2003 ditandai dengan munculnya beberapa website berita, generasi kedua ditandai dengan trend media sosial yang terjadi saat ini. Generasi pertama berakhir ketika banyak website yang gulung tikar akibat kekurangan biaya, dan kurang sarana pendukung. Hal itu dikarenakan fasilitas internet masih cukup mahal sehingga konsumenpun terbatas. Generasi kedua dimulai tahun 2010 dengan kondisi yang sudah jauh berbeda. Kemajuan teknologi membuat banyak orang bisa mempunyai alat pengakses internet dengan harga murah. Dengan kondisi seperti itu, situs berita menjamur, bahkan saat ini cukup sulit untuk menghitung berapa banyak jumlah situs berita yang ada di Indonesia karena begitu cepat berubah jumlahnya
Makassar April 2023
H. Andi Asdar