Judul Buku | |
Deskripsi Singkat |
|
Kategori Buku | |
Bagikan ke | |
Ekonomi di Pusaran Kearifan Lokal
@Syakir Media Press
All right reserved
Penulis :
Dr. Surianto
Dr. Patta Rapanna, SE., M.Si
Editor :
Bau asseng, ST., M.Si, Ph.d
Desain Sampul :
Fahmi Jalsan
Lay out
Kru Syakir
Cetakan I, Januari 2024
x, 224 Halaman, 23 cm x 15.5 cm
CV. syakir Media Press
Jl. Kelapa Tiga No. 25
Kel. Ballaparang, Kec. Rappocini, Kota Makassar
Email : fahmi.mks96@gmail.com
KATA PENGANTAR
Indonesia menyimpan keunikan budaya dalam setiap
daerahnya. Di era globalisasi ini, terjadi sebuah kekhawatiran bahwa
nilai-nilai budaya lokal dapat tergerus oleh nilai-nilai budaya asing yang
dengan bebasnya masuk ke negeri ini. Akan tetapi, kekhawatiran tersebut dapat
kita atasi, bahkan era globalisasi ini justru dapat kita jadikan peluang untuk
mengembangkan kearifan lokal daerah melalui sektor perekonomian kreatif.
Ekonomi kreatif adalah bagian dari sebuah anutan sistem ekonomi kontemporer.
Jadi ekonomi kreatif membicarakan spektrum yang sangat luas, yakni segala aspek
yang bertujuan meningkatkan daya saing dengan menggunakan kreatifitas individu
yang dilihat dengan kacamata ekonomi. Industri kreatif adalah bagian dari
ekonomi kreatif dan berfokus pada industrinya masingmasing.
Konsep kemandirian menjadi faktor
sangat penting dalam pembangunan. Konsep ini tidak hanya mencakup pengertian
kecukupan diri (self-sufficiency) di bidang ekonomi, tetapi juga meliputi
faktor manusia secara pribadi, yang di dalamnya mengandung unsur penemuan diri
(self-discovery) berdasarkan kepercayaan diri (sefconfidence). Kemandirian
adalah satu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi
pelbagai masalah demi mencapai satu tujuan, tanpa menutup diri terhadap
pelbagai kemungkinan kerjasama yang saling menguntungkan.
Dalam pengertian sosial atau
pergaulan antar manusia (kelompok, komunitas), kemandirian juga bermakna
sebagai organisasi diri (sef-organization) atau manajemen diri
(self-management). Unsur-unsur tersebut saling berinteraksi dan melengkapi
sehingga muncul suatu keseimbangan. Pada arah ini, pencarian pola yang tepat,
agar interaksi antar unsur selalu mencapai keseimbangan, menjadi sangat
penting. Setiap keseimbangan yang dicapai akan menjadi landasan bagi
perkembangan berikutnya. Proses kemandirian adalah proses yang berjalan tanpa
ujung. Sikap mandiri harus dijadikan tolok ukur keberhasilan, yakni apakah
rakyat atau masyarakat menjadi lebih mandiri atau malah semakin bergantung.
Misalnya, apakah petani kita lebih bebas atau malah semakin bergantung pada hasil
industri (seperti pupuk), apakah industri kita lebih bebas atau malah semakin
bergantung pada bahan baku impor, atau apakah negara kita lebih mampu memupuk
modal atau malah semakin bergantung pada utang luar negeri.
Penulis